Like us on Facebook

Jangan Sekarang Tuhan

 
sedang berdoa diatas batu
Aku tau

Bumi ini kering karena kuasa-Mu

Gunung itu muntah karena takdir dari-Mu

Laut itu tumpah karena keperkasaan-Mu
Tanah ini berguncang karena-Mu

Tuhan

Inikah peringatan dari-Mu

Atas dosa-dosa manusia ciptaan-Mu
Masih saja manusia lalai akan teguran-Mu
Larut dalam foya-foya pengikis waktu

Aku takut akan ini

Dimana Engkau akan mengambil sepertiga

Demi sepertiga kenikmatan dari langit dan bumi 

Dimana akan tiba aku lunglai

Makanan minuman tak ada

Handphone tak ada
Bahkan keluargapun lupa
Hanya ada iman mampu kuatkan jiwa
Dzikir bertasbih kepada-Nya
Akan lepaskan lapar dan dahaga
Apa daya lemahnya iman

Jangan sekarang Tuhan

Aku tak ingin merasakannya

Ku kuatkan ibadah kepada-Nya
Mengharap ampun dari-Nya

Tarian Ombak

 
gemuruh ombak
Ku peluk lutut hingga dadaku

Beralas pasir putih nan lembut bagai debu
Tak henti angin menggelitiki diriku
Lewat helai rambut tergerai malu

Ku jatuhkan pandangku ke laut biru
Menunggu ombak datang padaku
Lewat tarian ombak pembawa rindu
Pembawa berita dari kekasihku
Yang datang dari tanah orang bermata biru

Hingga tiba waktu
Ia menari meliuk-liuk menghibur kalbu
Datang menyapaku
Menyapu lembut jari-jari kakiku
Tinggalkan buih-buih rindu
Dari dan untuk kekasih tercintaku

Dengan Satu Nama

 
morning coffee
Karya: Rafiuddin
Deretan kata terwujud
Konstelasi huruf yang indah

Padanan kata yang klop
Sebuah glosari yang baku

Izinkan aku meruah mu
Menyapa namamu
Mengaksarakannya dalam secarik kertas

Nama yang selalu ku langitkan
Nama yang selalu ku lafalkan
Pada sepertiga malam ku
Untuk ku adukan pada Tuhan ku

Tak terhentikan
Tak menjemukan
Hati ini menyebut nama mu
Dan masih saja dengan satu nama