jendela pagi |
Karya Rafiuddin
Sebab tibanya dipagi
Berkawankan angin sepoi
Dan dedaunan menyambut dengan tarian
Sementara terang bulan mau menjelang
Menjadikan gerimis yang ritmis
Kawan ngopi yang terasa begitu puitis
Tak perlu ada yang harus tergesa
Kita sempatkan dulu berbincang ringan
Bertegur sapa dalam bahasa semesta
Atau cukup mendengar desah renyahnya
Lantaran pagi yang basah ini
Bertamu pada akhir pekan
Ketika hari tak perlu kita caci
Atau bahkan kita benci
maka terima kasih pada rinai pagi
Lantaran hidup kita juga lekas pergi
Hingga rugi rasanya jika tak alpa
Menyesap jeda sekelebatan saja
Tidak ada komentar:
Write komentar